Pemeriksaan neuropsikologis penting dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus seperti autisme, PDD-NOS, Asperger, Borderline Intellectual Dysfunction, atau pun anak kemampuan mental rendah (ABMR). Pemeriksaan ini berupa pemeriksaan fungsi psikologis seperti IQ, konsentrasi, memory, perkembangan self-awareness, sel-fregulation, theory of mind, dan lainnya; serta pemeriksaan fungsi otak melalui EEG (elektroensefalografi). Anak berkebutuhan khusus mengalami permasalahan baik secara psikologis maupun neurobiologis. Hal tersebut dikonfirmasi melalui kedua test tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa anak berkebutuhan khusus seperti autisme mengalami masalah inflamasi di otak. Hal ini menyebabkan aliran darah di otak (cerebral blood flow) mengalami abnormalitas. Ketidaknormalan aliran darah ini menyebabkan kerja otak tidak optimum dan berdampak pada terganggunya kinjera secara psikologis. Kinerja tersebut seperti fungsi berpikir, perasaan, dan perilaku.
Pemeriksaan yang dilakukan di Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu melingkupi keseluruhan fungsi psikologis dan neurobiologis dan perspekktif neuropsikologi. Hasil tes psikologi akan saling mengkonfirmasi dengan hasil test neurobiologis yaitu EEG. Apakah permasalahan psikologis seperti kemampuan berpikir, perasaan, dan perilaku individu murni karena masalah psikologis atau karena memang ada permasalahan secara neurobiologis.
Tes Psikologi

Tes EEG

Pemeriksaan EEG melihat bagaimana fungsi otak terkait dengan aktivitas gelombang otak seperti Alpha, Betha, Delta, dan Tetha. Gelombang otak ini akan ditangkap oleh EEG dan juga melihat kondisi neurobiologis seperti neurotransmiter serta aktivitas dari lobus-lobus otak.
Tabel neurotransmitter

Tabel Gelombang otak


Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, jika diketahui ada permasalahan neurobiologis, maka akan dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut yaitu fMRI di RS Pusat Angkatan Darat dan RS Kepresidenan Gatot Subroto. Pemeriksaan neurologi ini penting untuk melihat sejauh mana masalah yang terjadi secara struktural untuk membantu saran dalam intervensi psikologis yang diberikan.

Jika memang terjadi inflamasi dan penyumbatan di aliran darah otak (cerebral blood flow), salah satu tindakan yang diberikan di RS Pusat Angkatan Darat dan RS Kepresidenan Gatot Subroto adalah dengan IAHF (Intra Arterial Heparin Flushing) modifikasi DSA (Digital Subtraction Angiography). Terbukti pada pasien dengan autisme yang telah diintervensi dengan IAHF modified DSA mengalami perbaikan secara signifikan. Fungsi sensori mereka menjadi lebih baik dan juga performance dalam akademis menjadi baik pula.

Perbaikan secara neurobiologis dari intervensi IAHF modified DSA juga perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan atau intervensi psikologis. Hal ini penting untuk mengoptimalkan fungsi psikologis yang ada setelah dilakukan perbaikan biologis. Selain itu perlu juga dilakukan pemeliharaan fisiologis tubuh dan otak dengan pemberian vitamin agar menunjang proses perbaikan yang terjadi (Agus/Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu)