JANGAN STRES JIKA INGIN HIDUP BEBAS KANKER!

kanker
Salah satu pemicu kanker adalah stres  (Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu)

Apa itu Stres?

Hubungan antara psikologi dan fisiologi tubuh menjadi temuan terbaru tentang resiko kanker dan pertumbuhannya.  Hal ini dipelajari dalam psychoneuroimmunology, yaitu cabang keilmuan multi disiplin yang mempelajari bagaimana faktor psikologis mempengaruhi saraf dan sistem kekebalan tubuh.

Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar.

Stress memiliki gambaran yang yang beragam menurut ahli.  Stres merupakan respon non spesifik dari tubuh di setiap tuntutan.  Di sisi lain, stres Suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.  Stres juga dapat dideskripsikan sebagai adanya ketidakseimbangan antara tuntutan (fisik dan psikis) dan kemampuan memenuhinya. Gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut akan berdampak krusial.  Gambaran lain tentang stress merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Oleh karena itu stres banyak dialami oleh penduduk perkotaan.  Hal ini terjadi karena banyaknya tuntutan akibat persaingan yang ketat.  Stres akibat tuntutan sosial ini dapat berdampak kepada  fisik individu.  Tuntutan perkerjaan, keluarga, masyarakat sekitar tempat tinggal, ataupun lingkungan lainnya seperti sekolah bagi pelajar, membuat penduduk perkotaan rentan mengalami stres yang tidak dapat ditanggulangi.  Hal ini kembali kepada individu sejauh mana memiliki daya tahan stres yang cukup kuat.

Secara biologis, stres yang terjadi akibat faktor psikologis mempengaruhi fungsi biologis tubuh.  Stres diketahui dapat menyebabkan terjadi peradangan atau inflamasi pada jaringan saraf (neuroinflamasi).  Hal ini ternyata di mediasi oleh sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.  Inflamasi yang terjadi pada jaringan saraf berkaitan dengan HPA Axis.  Stres yang terjadi ini akan berdampak terhadap menurunnya fungsi kekebalan tubuh.  Hal ini tidak mengherankan, contoh sederhana adalah saat kita sedang mengalami stres dapat mudah terjangkit infeksi virus seperti flue.  Kekebalan tubuh yang menurun memudahkan virus yang ada di dalam tubuh untuk menyerang jaringan dan organ yang sehat.

Stres Mengganggu Metabolisme Tingkat Sel

kekebalan tubuh tingkat sel
Sistem Kekebalan Tubuh dapat tertanggu akibat stres dan memicu terjadinya kanker (Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu)

Di sisi lain, komunikasi antara sistem saraf pusat yaitu otak, terjadi melalui pesan kimiawi.  Pesan ini berupa protein yang dikeluarkan oleh sel saraf, organ endokrin, dan sel-sel imun.  Pesan kimiawi ini dapat terganggu jika terjadi stres.  Gangguan kimiawi ini tentunya berdampak besar terhadap metabolisme tubuh.

Secara umum, stresor dan depresi berhubungan dengan penurunan aktivitas sel T dan sel pembunuh alami yang mempengaruhi proses seperti pengawasan kekebalan terhadap tumor, dan dengan kejadian yang memodulasi pengembangan dan akumulasi mutasi somatik dan ketidakstabilan genomik.  Sel T (limfosit T) adalah kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler. Sel T mampu membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berproliferasi dengan cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi tertentu dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang dipelajari pada sistem imun adaptif. Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini dapat merugikan, ditingkatan sel salah satunya adalah produksi protein yang berbahaya yang akan mengganggu metabolisme.  Ketidakstabilan genom dapat mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal akibat metabolisme tingkatan seluler terganggu.

Gangguan stres kronis dan depresi memiliki dampak yang besar terhadap proses kimiawi dalam metabolisme di tingkatan seluler.  Karena terjadi dalam tingkatan seluler atau terkecil dari unit penyusun mahluk hidup, maka tingkatan di atasnya pun akan mengalami masalah.  Oleh karena itu pada tingkatan jaringan, organ, bahkan sistem organ pun akan terkena dampaknya.  Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan, kesalahan mekanisme metabolisme ini memicu terbentuknya sel kanker dan mempercepat pertumbuhan kanker.  Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal sebagai tumor ganas.  Penyakit ini sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semuanya adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal, dan terbagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Penyakit ini dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.

Selain itu gejala terjadinya kanker juga dikenal sebagai neoplasma ganas dan seringkali ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

  1. tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
  2. menyerang jaringan biologis di dekatnya.
  3. bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.

Jelas sudah bagaimana stres yang sering kita anggap remeh berdampak besar.  Stres dapat menyebabkan kanker.  Oleh karena permasalahan yang terjadi cukup komplek hingga tingkatan sel, maka pengobatan yang dilakukan pun tidak sederhana. Tentu saja pengobatan kanker memiliki biaya yang sangat mahal karena harus menuntaskan hingga tingkatan sel dan metabolisme sel.  Alangkah baik dan mudahnya jika kita mencegah terjadinya kanker dari pada mengobatinya.  Cegahlah kanker dengan menjaga kesehatan mental dan fisik khususnya ketika usia di atas 40 tahun (Ags/Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu).

 

Daftar Pustaka

Reiche, E.M.V.,  Nunes, S.O.V., &  Morimoto, H.K. (2004). Stress, depression, the immune system, and cancer. Lancet Oncol 2004; 5: 617–25

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.